Find Me.
> Contains Warning ;; > Terror , Panic Attack , Blood , Shotgun , Canibalisme , Bom , Death Character , Sadistic , Depression , Scared , Scream , Zombie , 18+ , Harsh Word , Using local word , Virus , Covid-19 > Peringatan yang lain akan di tambah seiring > berjalan nya cerita.
Covid-19 sudah berakhir sejak 2 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2023 bertepatan dengan Tahun baru pada saat itu.
Sudah 2 tahun pula semenjak Covid-19 di nyata kan selesai dari dunia, sudah 2 tahun pula ternyata virus zombie menyerang dunia.
Semua orang mengira, setelah Covid-19 berakhir; tidak ada virus lain yang menyerang dunia ini, lagi.
Tapi, ternyata tidak. Setelah penyakit yang menyerang dunia selama hampir 5 tahun ini, lenyap. Virus baru muncul.
Menyebabkan semua orang makin terpuruk, dan terkadang berteriak-teriak. Lebih baik berada pada jaman Covid-19 Dan selama nya berada dijaman itu. Dari pada sekarang.
Semua orang harus bersembunyi, mencari tempat yang aman. Dari jangkauan orang yang sudah terkena virus tersebut.
Karena, virus ini juga. Semua siswa tidak ada lagi yang bersekolah, semua sibuk bertarung diluar sana. Mencoba melindungi sanak saudara nya, dari serangan berbahaya orang-orang yang terkena virus tersebut.
Seperti sekarang.
Gadis yang berumur 18 Tahun ini, kini tengah berlumuran darah di baju putih nya. Tidak terlihat lagi warna Putih pada baju nya.
Sudah terlalu kotor.
Tangan kanan nya memegang sebuah Kayu, dan tangan kiri nya memegang sebuah Senapan Laras panjang yang ia dapatkan dari teman nya.
“Woi Iki! Udah beres yang disana?!” Gadis itu menoleh kearah barat dari arah nya, mengacungkan jempol kepada teman nya yang juga tengah berjuang mengalahkan Zombie yang ada di sekitar tubuh nya.
“AAAAAAA!” Gadis itu menoleh kearah belakang nya, mencari sumber suara yang baru saja terdengar.
Setelah menemukan titik nya, ia segera berlari. “GUE CEK DISANA! HATI-HATI. RA!” Teriak nya sambil berlari ke arah suara yang baru saja terdengar.
Sesampai nya di sana, ia melihat seorang wanita yang tengah memeluk anaknya. Di hadapan nya ada Zombie yang tengah berusaha menggigit Sang anak.
“Sialan.” Desis Iki, sambil mengangkat Senapan Laras panjang nya. Mengarahkan senapan tersebut, ke arah Zombie di depan nya yang berjarak sekitar 10 Meter dari hadapan nya.
Dor! Dor!
Dua kali terdengar suara tembakan, Iki berlari mendatangi Ibu dan Anak tersebut. Kemudian menarik sang Anak.
Ya, Hanya sang Anak.
“Kak?! kenapa ibu ditinggal!” Anak tersebut memberontak, berusaha melepaskan pegangan tangan nya dari Iki yang tengah membawa nya Lari.
“KAMU TIDAK LIHAT?! IBU MU TERGIGIT! JANGAN BODOH, ATAU KAU AKAN MENJADI ZOMBIE????” Iki berteriak, ia sebenarnya cukup frustasi dengan hal ini. Kenapa setiap kali ia menolong anak-anak, Anak-anak pasti akan memberontak, memberikan hinaan pada nya, Karena telah meninggalkan Orang tua mereka yang telah tergigit, dan itu sudah Pasti terkena Virus nya.
Iki menarik anak itu memasuki sebuah rumah kosong, melepaskan genggaman tangan nya ke anak itu dengan kasar. “Kak Iki sudah kembali?” Suara lembut anak kecil memasuki pendengaran Iki.
Ia segera menoleh kearah selatan rumah kosong itu, “Ya aku kembali. Urus anak ini, aku akan pergi keluar. Rara dan yang lain sedang menunggu ku. Ci.” Ucap nya sambil mengisi kembali peluru Senapan Laras Panjang nya.
“Kamu membawa anak lagi,” Suara berat terdengar dari sudut yang sama, Iki hanya menghela nafas lelah. “Lebih baik membawa anak ini ikut bersama kita, dari pada menambah populasi Zombie Zombie sialan itu, 'benar bukan?”
Iki membuka pintu rumah tersebut, “Aku pergi. Wish to me,” Ia menutup pintu rumah kosong tersebut. Berjalan dengan menyeret kayu balok yang ia gunakan untuk memukul anggota tubuh Zombie Zombie yang menyerang nya.
“Kau memungut, 'lagi?” Iki hanya menggorek kuping nya dengan mengangguk malas, “Kau tidak takut rumah itu nanti jadi sasaran?”
“Ya. Tinggal mencari rumah baru, gampang kan? disini banyak rumah kosong yang megah, pemilik nya telah berubah menjadi makhluk menjijikan, Leon. Kau tahu itu.” Iki mengeluarkan sebatang rokok, menghidupkan nya dan mengisap nya pelan. Meski tubuh nya bau anyir, ia tetap mencari ke tebangan.
“Terserah kau saja,” Leon, pasrah dengan gadis dengan rambut diikat asal tersebut. “Aku mencari kalian berdua. Ternyata disini, ya?” Terdengar suara dari belakang mereka berdua. Iki melambaikan tangan nya.
“Oh, kalian bertiga sudah selesai di area sana?” Salah satu nya mengangguk, mengiyakan perkataan gadis tersebut.
“Tinggal menunggu Rara dan Theo, 'kan?” Iki mengangguk, menjatuhkan rokok nya yang masih sisa setengah. Menginjak puting tersebut.
“Habis ini kemana?” Tanya Chris, Iki mengangkat Senapan Laras Panjang nya, menaruh nya di pundak.
“Stasiun.”
.
Iki dan teman-teman nya, sudah sampai di tempat tujuan mereka selanjutnya. Yaitu; Stasiun.
Tampak terlihat lebih banyak Zombie yang berkeliaran di sekitar sini, Iki merasa sedikit Was was. Karena Zombie zombie disini tampak berbeda dengan yang ada di tengah kota.
Iki mengangkat tangan kanan nya, “Berpencar, dan hati-hati.” Semua mengangguk kan kepala nya, kemudian berlari kearah yang berbeda-beda.
Iki menghela nafas pelan, ia harus siap dengan kenyataan bahwa ia akan mengalahkan Zombie di hadapan nya yang ada hampir seratus orang, Sendirian.
Iki mengambil sesuatu dari saku celana nya, kemudian mengaktifkan nya.
5 menit dari sekarang.
Iki berlari menjauh setelah benda, yang diketahui bernama Bom tersebut di hidupkan dan telah di lempar kearah lautan Zombie tersebut.
Bersembunyi dibalik gedung besar, menutup telinga dari ledakan besar yang menyebabkan sebagian stasiun hancur, karena ulah nya.
Jujur, ia melakukan ini semua terpaksa.
Merelakan nyawa nya, demi nyawa orang lain. Yang bahkan orang lain tidak perduli dengan nyawa nya.
Mencemooh, dan mengata-ngatai nya sok bijak, sok kuat atau semacam nya. Karena berani membentuk sebuah kelompok, untuk membasmikan Zombie yang sudah menguasai dunia. Termasuk, Kota nya.
Iki memukul-mukul pelipis nya pelan, kepala nya berdengung setelah mendengar suara ledakan tersebut. Pusing jika ditanya apa yang di rasakan nya sekarang.
Jika bukan karena ingin menyelamatkan nyawa orang lain, dan membasmi Zombie sialan ini. Ia pasti akan memilih di gigit oleh mereka, dan membiarkan diri nya di bunuh.
Sekumpulan Zombie yang selamat dari ledakan Bom tersebut, berlari secara acak. Kesana kemari, tetapi arah lari mereka cukup jelas.
Yaitu, berlari kearah Iki.