flashback.


Hesa – Juan.

Hesa terdiam, mendengar perkataan Juan. Ia mencerna perkataan sang adik di otaknya dengan susah payah. “Coba ulangin, Juan.” Perintahnya, kepada Juan.

Juan menelan saliva-nya susah payah, “Kakak dijodohin sama Kak Rava, mama gasetuju hubungan kakak sama kak Satya.” Ulang Juan, namun kini dengan suara yang lebih bergetar.

Hesa menganggukkan kepalanya, “Mama tahu darimana?” Tanya Hesa, dengan suara dingin.

“Kak Rava... Tapi... AKU BISA JELASIN! KAKAK JANGAN SALAHIN KAK RAVA DULU!” jawab Juan, dengan berteriak, membuat semua mata tertuju padanya.

Hesa menganggukkan kepalanya, kalau sampai adiknya berani berteriak didepannya, berarti adiknya jujur. “Jelasin.”

Juan mengangguk, “Waktu itu. Satu Tahun yang lalu, Kak Rava sama Mama-nya sama Riki, kerumah, kakak memang sengaja ga dikasih tahu. Wajah kak Rava merah, air muka Riki juga. Aku bingung, ini kenapa tiba-tiba mama Riki sama kak Rava datang kerumah. Mama nyambut mereka, ramah. Lebih dari biasanya. Tapi, Kak Rava sama Riki biasanya kalau kerumah selalu senengkan? bahkan kalau kerumah langsung nutup muka kalau mereka lagi marah, kesel, sedih. Apalagi kak Rava.

Mereka duduk diruang tengah, Riki datangin aku kekamar. Aku tanya, “Kenapa Ki? muka lo kesel banget gua liat.” Riki cuman diem, biasanya dia baru datang udah ngejahilin. Akhirnya, kayaknya sekitar 5 menit-an dia diemin pertanyaan aku, dia akhirnya jawab; “Kakak lo sama kakak gua dijodohin,” Aku kaget. Beneran kaget, terus aku ngasih air dinakas kamar ke-Riki. Ga lama aku sama Riki denger, Kak Rava teriak kayak gini, “Sinting! Masih jaman perjodohan kayak gini? kalian pikir kita hidup jaman Majapahit atau jaman Sangkuriang? Aku nolak! LAGIAN HESA ITU PUNYA SATYA!” aku sama Riki buru-buru keluar, buat ngeliat kak Rava sama mama-mama kita.

Aku sama Riki ga nyangka, kalau kak Rava berani bongkar kalau kakak pacaran sama kak Satya. Mama langsung ngebrak meja, “Hesa sama Satya? Satya yang sering bertiga sama kamu sama Hesa? Dia COWOK! Dia gabisa ngasih Hesa Keturunan, Rara!” Air wajah kak Rava makin gabisa ditebak. Akhirnya, dia malah ketawa. “Oh iya, gabisa? sok tau! aku bilang, aku nolak nikahin Hesa sama Satya aja.” Abis ngejawab itu, Kak Rava langsung pergi. Aku sama Riki ngejar kak Rava, ninggalin air wajah mama-mama kita yang kayak kesel banget.”

Nafas Hesa tercekat, ia akhirnya menghela nafas panjang, “Juan. Minum dulu,” Perintahnya. Juan mengangguk, ia meminum-minumannya.

Hesa masih mencerna semuanya yang diberitahu oleh Juan, pusing. Kepala Hesa pusing, kenapa semuanya rumit. Ia kira, orang tuanya tak akan mengikuti acara lama; perjodohan. Ternyata, orang tuanya tak membiarkan ia memilih pasangan hidupnya sendiri. Ternyata, tidak.

Juan telah selesai dengan minumannya, seperti ada beban yang dikeluarkan oleh hatinya. “Jangan salahin kak Rava...” ucap Juan, pelan. Namun ucapannya masih terdengar oleh Hesa.

Hesa mengangkat kepala Juan yang tertunduk, “Enggak. Makasih ya, dek.” Ucap Hesa, sambil tersenyum kearah Juan. Juan mengangguk, “Yaudah kamu pulang. Kamu hebat, dek. Tenangin diri kamu.”

Juan lagi-lagi mengangguk, “Aku pulang ya kak... kakak hati-hati...” Hesa mengangguk.

“Iya. Kamu juga hati-hati.”


Hesa – Rava.

“Oke, jadi awalnya gini.”

Hesa menggeleng, “Gaperlu diceritain dari tahun lalu. Gua udah diceritain sama Juan.” Rava memitar bola mata-nya, “Kalau udah tau ngapain nanya lagi.”

“Gua mau lo bikin rencana.” Jawab Hesa, Rava menghirup pelan kopi dicangkirnya. “Gua udah punya, lo mau denger?” Hesa mengangguk.

“Besok, ada pertemuan keluarga lo sama gua. Mama gua pasti bakal bilang, “Rava udah setuju. Tinggal kamu, Hesa.” Sebelum itu, Gua bakal ngasih syarat ke-orang tua gua, ke-mama gua. Syarat-nya, yang pertama, Riki jadi hak milik gua. Yang kedua, sehabis nikah, gua mau lo, gua, Riki, Lost contact sama orang tua kita, mereka gaboleh tau dimana kita tinggal, kerja kita apa, atau apapun itu. Well, gua pengen tinggal di Jogja atau di Bandung.

Maybe, last one, Gua bakal nikahin lo sama Satya, and kalau Satya bisa hamil, gua sama lo cerai, dan mama gua tetep gaboleh nyoba ngehubungin gua sama Riki. Kalau Satya gabisa hamil, lo yang cerai sama Satya. Selama gua lanjut S3 di Aussie.” Jelas Rava, ia kembali meminum kopinya.

Hesa mengerutkan alisnya, “Wait. ‘Selama gua lanjut S3’ maksud lo?” tanyanya, meminta penjelasan.

Rava menaruh minumannya, “Iya. Aussie. Gua lanjut kuliah sama Surya. Baru kesampaian sekarang, karena gua akhirnya punya momen yang tepat buat ninggalin mama gua. Terus, selama gua disana. Please pas pulang gua harus liat lo sama Satya punya anak bayi. Biar kalian berdua lebih leluasa,” Jelasnya. Hesa cuman ngangguk kecil.

“Lo relain kerjaan lo demi semuanya?” Rava mengangkat bahunya, “Naurr. Gua cuman mau lo sama Satya nyatu.” Rava melirik jam tangannya, “Yaudah gua mau lanjut rekap nilai. Kasih tau gua kalau lo setuju sama rencana gua. Jangan ngebut lo, Hesa. Hati-hati.” Rava berdiri, lalu meninggalkan Hesa sendirian disana.