supportive friend.


Mereka semua sudah berkumpul di dalam mobil Emma, ingin berjalan menuju dimana Senju berada.

“Seriusan itu depan komplek rumah lu?” Tanya Chifuyu lagi, meyakinkan.

“IYA SUMPAH DAH,” teriak Akane yang ada di kursi belakang.

“Awas aja kalau boong, gue pites kepala lo.” Sahut Emma, sambil menginjak gas mobil nya.

Mulai berjalan kearah perumahan Inui siblings.

“Asli, kita ga supportif banget. Bisa-bisa ngebiarin temen tiap malam sendiri, sedangkan kita asik-asik.” Ucapan Yuzuha, membuat semua nya tertegun.

Ucapan nya memang benar, mereka semua tahu bahwa Senju belum bisa melupakan sang ketua kepanitiaan (re; Mikey). Dan mereka tahu bahwa baru saja Senju berkata bahwa ia akan melupakan semua nya, dan mereka sama sekali tidak mendukungnya.

Malah sibuk dengan dunia masing-masing, melupakan seseorang yang butuh dukungan kuat untuk melupakan sesuatu.

“Eh! itu Senju bukan sih?” Ucapan Hina, membuat semua nya menoleh kearah yang di tunjuk gadis itu.

“LAH IYA! ITU SENJU, NEPI EM NEPI!” perintah Akane, dengan heboh. “Iya sabar anjir. gue juga tau,” Emma menepi kan mobil nya di sebrang kanan.

Mereka semua turun, dan menyebrang ke arah kiri sambil berteriak memanggil nama Senju.

“Senju!”

“SENJU SINTING!”

“Kiw cewek,”

Senju yang tengah sibuk menghisap rokok sambil memainkan ponsel nya, mengangkat kepala nya.

Mata nya membulat sempurna kala melihat teman-teman sejawat nya ada di hadapannya sambil berteriak-teriak seperti orang kesetanan.

“Ya Tuhan Senju!”

“Lo atheis,”

“BISA DIEM GAK.”

Senju hanya menatap bingung semua nya, “Kenapa?” tanya nya.

“Lo tau ga sih anjing! kita semua khawatir, dan lo seenak jidat hilang dari wilayah kampus. Dan nyasar ke area perumahan Inui.” Emma memarahi Senju, ia mengambil rokok yang ada di tangan Senju ; menginjak nya.

“Ini juga, stop ngerokok! lo sayang nyawa lo ga sih?! lo pikir gue gatau? sekarang tiap menit atau tiap jam gue ngeliat lo ngerokok secara diem-diem. Gue aduin kak Omi Lo!” Senju hanya diam mendengarkan Omelan Emma, tak mampu menjawab satu kalimat pun atas perkataan anak bungsu Sano tersebut.

Emma dengan tiba-tiba memeluk Senju, gadis yang di peluk terbelalak kaget.

“Gue gamau kehilangan childhood friend gue, lo dari dulu ngelindungin gue, bahkan pas kita pertama kali ketemu di Dojo lo cewek satu-satunya yang ngajak gue bicara. Don't leave me, Senju.” Senju membalas pelukan Emma sambil mengelus rambut blonde milik gadis itu.

“i won't leave you, i promise.” Sahut Senju, dengan berbisik.

Emma melepaskan pelukan mereka, “Nah sekarang ayo balik ke kampus. Kita bikin kenang-kenangan bareng, ya?” Senju hanya tersenyum singkat lalu mengangguk.

“Oke lessgoo!”