zephyr.
Rishaki menekan bel pintu apartment milik Juna dengan tidak santai, membuat sang pemilik berdecak kesal. Dia juga dengar, kok.
Juna membuka pintu apartment miliknya, dan mendapati Rishaki tengah berdiri disana sambil memasang cengiran khas miliknya.
“Mau langsung pergi?” tawar Rishaki, tanpa basa-basi panjang. Juna hanya mengangguk, ia masuk sebentar kedalam bilik apartment-nya dan kembali dengan membawa tas.
“Yaudah ayo.” ajak Juna, yang telah mengunci pintu apartment miliknya. Rishaki hanya mengangguk, menuruti. Membiarkan yang lebih tua berjalan lebih dahulu di hadapannya.
“Kenapa coba tiba-tiba ngajak night drive gini, biasanya juga sibuk main sama kakakmu itu.” Juna mengomel padanya didepan sana, Rishaki hanya diam. Tak menjawab perkataan yang lebih tua.
Juna memberhentikan langkahnya, menghadap kearah Rishaki yang berada dibelakangnya. “Jawab!” ucapnya, tidak santai.
“Ya emang gaboleh aku ngajak jalan pacarku sendiri? lagian siklus hidup kak Heli juga ga cuman main game doang. Gimanapun juga, kan dia udah punya kak Satya sama Kia yang harus dibiayain.” jawab Rishaki, sambil berjalan mendahului Juna yang masih membeku ditempatnya mendengar jawaban yang lebih muda.
Rishaki berhenti berjalan, menengok kebelakang. “Kenapa diem? ayo jalan.” Juna terbuyar, ia mengangguk dan melanjutkan langkah kakinya.
Di dalam mobil, Rishaki menyalakan salah satu lagu dari One Direction.
What makes you beautiful – One Direction.
Juna hanya terdiam, membiarkan pacarnya yang lebih muda memutar musik sesukanya. Asal bukan yang membuat telinganya bermasalah, Juna membiarkan semuanya.
Suasana perjalanan mereka hening, sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing. Seperti tak ada dari merekapun yang mau membuka topik di dalam perjalanan tak jelas mereka.
Rishaki mematikan musik yang tadinya menyala, Juna melirik kearah yang lebih muda. “Kenapa dimatiin?” tanyanya.
Rishaki hanya menjawab dengan gelengan, “Adek mau ngomong. Nanti ga kedengaran.” sahutnya, Juna hanya menanggapi dengan anggukan.
Mereka masih terus melewati lampu-lampu pinggir jalan, Rishaki akhirnya menghela nafas panjang.
“Maaf ya,” suara Rishaki reflek membuat Juna menoleh. “Aku jarang ngabarin kakak, aku bukan bener-bener sibuk sama dunia ku buat sekedar main game sama kak Heli. Aku cuman bingung.”
Juna hanya terdiam, membiarkan yang lebih muda menyelesaikan kalimat-kalimatnya.
“Aku bingung harus bersikap kayak gimana, bukan berarti aku ga sayang sama kakak. of course, aku sayang banget. Aku juga udah dari april lalu selalu gantung kakak, padahal kakak selalu nungguin hal itu. Aku orang yang gampang buat nyerah, mungkin, kalau jadi kakak. Aku udah berhenti buat nungguin, tapi kakak sampai sekarang masih nungguin adek. Tetap ngasih apa yang adek mau. Tetap jadi tempat dimana adek bisa dapat pelukan.”
Rishaki meminggirkan mobilnya, memarkir pada pinggir jalan yang sekarang ia tak tahu betul dimana ia membawa sang kasih.
“Adek tau, adek udah nyakitin kakak terlalu lama gara-gara adek selalu bikin kakak nunggu lagi dan lagi. Kak, kalau capek, please stop and tell me. Kakak terlalu lama nungguin adek. Aku baru lulus kuliah 2 tahun lagi, Aku gapantes buat kakak. Aku masih terlalu kekanakan.” Rishaki hanya mental lurus kearah luar mobilnya, tak berniat menatap sang ‘kakak’ yang terduduk disebelahnya.
“Udah ngomongnya?” Juna membenarkan posisi duduk, Rishaki hanya menjawab anggukan tanpa membalik wajah sedikitpun.
“Dek, dengerin ya. Mau kamu suruh kakak buat nungguin adek 20 tahun lagi, kakak bakal tetep nungguin adek. Mau seberapa banyak orang yang lebih dari adek, kalau kakak cuman sayang adek, kakak gabakal lari ke mereka.”
“Kakak memang sering ngerasa digantung sama kamu, tapi tiap kamu nemuin kakak. Rasanya semua perasaan digantung itu hilang.”
Juna melepas seatbelt-nya, memeluk Rishaki dari samping.
“Kakak cuman sayang kamu, catat di otakmu yang ¼ itu.”
Rishaki hanya diam, membalas pelukan yang lebih tua. Mengecup pucuk kepala Juna, “Iya. Aku juga, anyway, aku ngajak kakak night drive. special, because this is our mensiversarry.”
“Oh iya? ku pikir adek lupa.”
“I will never forget.”
fin