saraga’s

Diambil dari sudut pandang, Yuzuha = Gue


Kaki gue masih sedikit Tremor, takut kalau ada suara orang nyeret kaki, kedengeran lagi.

Gue jalan pelan, ke arah belakang kos gue. Orang-orang di kos gue emang kayak nya udah pada tidur, soal nya sepi banget. Ya, soal nya ini udah jam 01.15 sih, Wajar. Mereka mah bukan gue, yang tengah malam ga tidur, pagi nya baru tidur.

Gue cuman di temenin Telepon, Ran, Koko, Inupi, Chifuyu sama Hanma.

Padahal niat nya, prinsip gue tuh. begini ; “Takut lah pada Tuhan, Orang Tua Mu, Saudara Mu, Selain itu Sikat.”

Eh gue malah takut denger suara orang lagi geret kaki nya di depan Kos.

Gue buka pelan pintu kamar mandi, tangan gue geter-geter, ga karuan, soal nya gue denger lagi. Meskipun Kecil.

Gue naruh hp gue di atas bak mandi, mulai ngelakuin aktivitas yang dari tadi gue tahan tahan karena takut.

Gue cepet-cepet keluar, jalan pelan masuk ke dalam lagi.

Deg-degan, gue ngerasa ada suara lain. Tapi gue cepet-cepet masang earphone ketelinga, buat dengerin kebisingan Ran sama yang lain.

Gue jalan sedikit lari ke kamar, pas udah sampe gue langsung ngunci kamar.

“Anjing, deg-degan.”


Senju terbangun pada pukul 04.56 WIB, ia melihat sekeliling sambil mengusap mata nya yang perih karena ia hanya tertidur selama kurang lebih 2 Jam.

Senju mengambil Ponsel pintar nya yang sedang di charger di pojokan ruangan.

Berjalan pelan agar tak membangunkan yang lain, Senju masih mengusap-usap mata nya.

Ini emang perih sih, banget malah.

“Udah bangun lu?” Suara berat Izana memasukki telinga Senju, ia berbalik badan menghadap Izana yang rambut nya basah, pandangan nya sedikit buram.

Senju hanya mengangguk menanggapi perkataan Izana, “Mandi duluan Nju. Biar ga rebutan sama yang lain.”

“Iya,” Jawab Senju sambil menarik pelan salah satu kursi, Menduduki nya.

Izana juga ikut-ikutan menarik kursi, menaruh nya di hadapan Senju.

“Senju, Explain.” Ucap nya, dengan nada serius.

Senju menatap bingung Izana, “Apa?” Tanya nya.

“Hubungan lo sama Kak Wakasa.” Ucap nya, menatap mata Senju yang berair.

“Gimana maksud nya?” Senju masih tak paham.

“Yah, gue tau. you and Wakasa's are in a fake relationship, right?” Ucapan, Izana membuat Senju terkejut. Senju yang masih mengumpulkan nyawa, tiba-tiba nyawa nya terkumpul.

“Fake Relationship gimana...” Jawab Senju, pelan.

“Ketahuan, Tau? Kalau lo lupa kita udah dari kecil kenal. Kayak lo kenal Mikey sama Emma dari kecil.”

Senju hanya terdiam, menatap ponsel di tangan nya.

“Bener, 'kan?”

Senju hanya mengangguk pelan, “Kenapa?” Tanya Izana.

Senju hanya menggeleng, “Enggak tau, Maybe inisiatif?” Jawab nya, Sambil melihat sekeliling.

“Inisiatif gimana?”

“Ya... Kak, Lo tau kan gue putus sama Manjirou pas kelas 2 SMA. Dan memang alasan nya ga masuk akal banget, but setiap cewe pasti bakal ngerasain yang nama nya Gagal move on. Gue secara ga langsung pas abis lulus SMA denger kalau Mikey udah sama Ken, otomatis.. Lo tau maksud gue kan?” Jelas nya, dengan suara yang pelan. Takut ada yang sudah bangun dan mendengar percakapan mereka.

Izana mengangguk mengerti, “Padahal kalau lo pengen balik bisa aja. I mean, 2 Tahun setelah Lo putus sama dia, dia emang sama Ken. Tapi sebelum itu, dia hampa banget. Maybe gara-gara gagal move on juga? idk.”

Senju hanya mengangguk samar, kemudian memasang senyum. “Yaudahlah kak, terlanjur juga. Lagian gue seneng kok punya fake relationship sama Kak Wakasa. But, jangan kasih tahu siapa-siapa ya?” Izana mengangguk, “Tenang aja.”

“Woi, lo berdua ngapain mojok? Izana lu selingkuh dari Ucok ya?!” Teriak Ran, mengganggu Senju dan Izana.

“APAAN, NGEHOAX AJA LU!” Balas Senju teriak, Ran hanya menatap datar.

“Gue bilangin Ucok.” Ancam Ran.

“UCOKKK IZANA SELINGKUH SAMA SENJU!!” teriakan Ran, membuat semua nya jadi bangun. Ran di pukul kepala nya oleh Mitsuya.

“Jangan berisik.”

“Aduh ampun, iya.”


Mikey masuk bersamaan dengan Senju ke salah satu ruangan kelas yang ada di Gedung Fakultas Teknik, Disana sudah ada Inupi, Akane, Emma, Izana, Ran, Mitsuya, Koko, Yuzuha, Hina, dan Kakuchou.

Mereka semua tampak sibuk membongkar-bongkar plastik yang di tebak Mikey adalah makanan atau snack yang tadi sore mereka bicarakan.

“Weh, Udah dateng lu berdua!” Teriak Koko, yang membuat atensi orang-orang beralih kepada Senju dan Mikey.

“Yoi, Kazutora, Chifuyu sama Takemicchi mana?” Tanya Mikey, sambil menaruh tas nya. “Belum dateng. Kayak nya mereka beneran puter balik jemput Chifuyu.” Jawab Inupi, sambil memakan Pocky yang sebenarnya itu adalah pesanan Kazutora.

“Ko, Beli autan ga tadi?” Tanya Yuzuha yang masih membongkar plastik-plastik berisi makanan serta kardus-kardus. “Ada, gue lupa di kardus atau plastik tadi. Liat sendiri aja.” Jawab Koko yang sibuk sendiri di pojokan ruangan.

“Abis itu 3 orang datang, kita makan dulu ya. Koko udah beli makanan tadi.” Ucap Izana secara tiba-tiba, semua nya hanya mengangguk sembari melanjutkan aktivitas. Ntah itu berguna, atau tidak.

Semua nya sudah beres, rapi. Tas mereka, kardus, atau plastik-plastik bekas makanan tadi sudah dirapikan. Posisi tidur juga sudah di tentukan. Mereka hanya tinggal menunggu tiga orang yang sedari tadi mereka tunggu, Datang.

“Lama banget anjir, gue makan juga nih.” Ucap Koko, yang sudah tak tahan ingin segera melahap makanan nya. Kepala nya seketika di toyor Inupi. “Ga sopan, makan duluan.” Ucap nya.

Koko langsung cuit, hanya mendengus kesal.

Tapi untunglah, tak lama setelah itu. Tiga orang yang di tunggu-tunggu datang juga, “WEH! AKHIR NYA! LO BERTIGA LAMA BANGET??” teriak Koko, dengan heboh.

“Kalau lu lupa, apartemen lumayan Chifuyu jauh dari kampus anjing.” Jawab Kazutora menaruh barang bawaan nya sembarangan, kemudian ikut duduk bersama yang lain.

“Udah udah, makan dulu.” Izana melerai, perut nya juga sudah lapar.

“Berdoa jangan lupa.” Ucap Mikey saat Koko hampir memasukkan makanan nya ke mulut.

“Gue Atheis.” Jawab Chifuyu.

“Tau, yaudah gausah doa lu. Liatin aja, atau lebih bagus lu ikutan doa. Terserah mau ngikut Tuhan yang mana.” Jawab Senju, mendahului Mikey.

“Nah.”

“Yaudah yuk, doa dulu.”

“Mitsuya pimpin.” Ucap Izana, Mitsuya hanya mengangguk sembari mengepalkan tangan nya.

“Berdoa di mulai.”


Senju selesai dengan 50 tusuk telur gulung nya, dan Mikey yang nyelesai dengan 10 mangkok Bakso.

Tampak seperti orang yang ingin membuang nyawa pada hari itu juga, padahal mereka hanya ingin menemukan gadis yang menyuruh Anggota tim kerja dari kepanitiaan untuk memakan uang kampus.

Senju bangkit dari duduk nya, berjalan ke meja sebelah. “Cewek yang gue tendang kepala nya, anak FH'20 kalian kenal dia, 'kan?” Senju duduk di kursi kosong, di meja itu.

Yang ditanya hanya mengangguk, gemetaran takut dengan para anggota kepanitiaan ulang tahun kampus karena mereka semua adalah Anak Geng Motor. Dan dihadapan mereka adalah salah satu ketua nya.

“Ada yang satu kelas?” Tanya Senju, lagi. Gadis yang duduk di samping Senju mengangkat tangan nya, “Gue.”

Senju tersenyum, kemudian berdiri. “Kalau gitu ayo anter! Kazutora tolong ya, tadi Black Card nya udah gue kasih kan?” Teriak Senju kepada Kazutora yang masih sibuk memakan makanan nya.

“Yoi, nanti gue yang bayar makan kita.” Jawab nya, tak perduli ditinggalkan teman-teman nya yang ingin melihat Senju dan Mikey. Ia hanya ingin menjadi monitor base kampus.


“Sebelum kelas biasa nya dia kumpul disini sama temen-temen nya.” Gadis itu membawa Senju dan yang lain ke loker FH.

“Yaudah, thanks ya. Nanti DM aja ke Twitter gue kirim no.rek lo, gue kirim bayaran.” Ucap Senju, sambil menendang pintu loker tersebut.

Orang-orang yang ada di dalam terkejut dengan tendangan Senju, “Untung ga rusak.” Ucap Senju, Santai.

Baru satu langkah kaki nya masuk, ia sudah menemukan gadis yang sebulan lalu ia tendang.

Berlari dengan santai, sambil memasang senyum. Senju memegang tangan gadis itu.

Yippie! Akhirnya kita ketemu lagi!” Dalam pengucapan nya, suara nya yang memang tipe High Voice, di buat-buat menjadi imut.

Gadis itu hanya menatap nanar Senju, sesekali melirik Anggota Kepanitiaan.

“Senju, sempit. Bisa cepet?” Suara berat Mikey memasuki telinga Senju, Senju memutar bola mata nya malas.

Ia berjalan maju hingga membuat gadis di hadapan nya, terpepet ke dinding.

Senju menaruh kaki nya di samping pinggang gadis itu, menatap datar sang lawan bicara.

“Jadi... Lo orang yang nyuruh anggota Tim Kerja buat Korupsi?” Ucap nya, langsung. Tanpa ada basa basi.

Sang lawan bicara hanya terdiam, takut dengan aura yang dikeluarkan oleh Senju.

Senju menendang pintu loker tempat Kaki nya berteger, menghalangi agar gadis itu tak kemana-mana.

“Orang nanya tuh dijawab!”

“Kenapa lo bisa mikir itu gue sih!” Jawab nya, dengan sedikit berteriak.

“Jelas. Jelas gue mikir itu lo, Pertama lo ngatain Panitia Ulang tahun kampus korupsi, padahal lo gapunya bukti sama sekali. Kedua, Lo ngatain Gue Korupsi padahal uang gue ke campur sama uang Buat Ulang Tahun kampus. Ketiga, Lo ngatain gue di Base kampus, berani nya pakai fake account lagi. Gue emang gapunya bukti lo pelaku nya, tapi dari tingkah lo yang di awal. Lo pengen ngancurin Reputasi anak-anak Kepanitiaan, terutama Manto sama Tenjiku. Right?” Yang lain di buat bungkam oleh perkataan gadis bermarga Akashi tersebut, begitu juga dengan sang lawan bicara.

“Bener, 'kan?!” Lagi-lagi Senju menendang pintu loker.

“FUCK OFF! IYA EMANG KENAPA?! LO CANTIK, LO TERKENAL, LO DISUKAI BANYAK ORANG. BAHKAN LEADER MANTO SAMA LEADER TENJIKU PUN SELALU BELAIN LO! GUE IRI, GUE PENGEN ADA DI POSISI LO.” Baru saja ia selesai dengan kalimat nya, Terdengar bunyi tamparan.

Ya, benar. Senju menampar wajah gadis itu.

“Kalau itu yang lo pengen, Jangan kayak gini. Lo goblok ya?! Ini ulang tahun kampus! Bukan ulang tahun anak-anak umur 10 tahun yang seenak jidat bisa lo hancurin acara nya! GA GITU. LO UDAH KULIAH, KALAU LO LUPA. HARUS NYA LO BISA BERSIKAP DEWASA, KALAU LO PENGEN DI LIRIK, YA PUNYA ATTITUDE YANG BAIK. BUKAN JADI BAJINGAN.” Sekali lagi, Senju menampar wajah gadis itu.

“Senju udah.” Mikey menarik Senju untuk menjauh dari gadis itu, “Kalau lo udah paham sama kata-kata Senju tadi, Lo kembaliin yang panitia kampus yang lo ambil. Atau gue laporin ke Pihak Kampus, kalau Salah satu Mahasiswi nya, Korupsi.”

Ucapan Mikey mendapat anggukan samar dari kepala gadis itu, “Gue tunggu sampai Minggu depan. Kalau enggak ada uang masuk di ATM Senju, gue bakal beneran laporin lo dengan 2 tuduhan sekaligus, Pertama pembullyan, Kedua korupsi.”

Merasa puas, Mikey menarik Senju keluar dari Loker. Di luar, Senju melepas paksa tangan nya yang di genggam Mikey.

“Gue Belum Selesai!” Senju hendak berbalik masuk ke dalam loker, tapi tangan nya di pegang oleh Mikey kemudian ditarik, membuat nya masuk kedalam pelukan Mikey.

“Gue bilang udah. Dia juga udah dikasih ancaman.” Ucap nya, dengan nada yang membuat Senju sedikit terhanyut.

“Fuck,”

“Uhuk uhuk, Sepasang mantan tengah berpelukan.” Izana menghilangkan keheningan diantara Senju dan Mikey yang tengah berpelukan.

Senju otomatis melepas pelukan nya, Mikey dengan santai hanya menoyor kepala Izana.

“Sopan dikit sama Abang ye anjing!” Balas Izana, juga menoyor kepala Mikey.

“Key, Lo ngapain makan bakso sampai 10 mangkok tadi?” Tanya Mitsuya, yang berdiri di antara Izana dan Ucok.

“Menguras uang Senju.”

“Anjing lo.”


Senju selesai dengan 50 tusuk telur gulung nya, dan Mikey yang nyelesai dengan 10 mangkok Bakso.

Tampak seperti orang yang ingin membuang nyawa pada hari itu juga, padahal mereka hanya ingin menemukan gadis yang menyuruh Anggota tim kerja dari kepanitiaan untuk memakan uang kampus.

Senju bangkit dari duduk nya, berjalan ke meja sebelah. “Cewek yang gue tendang kepala nya, anak FH'20 kalian kenal dia, 'kan?” Senju duduk di kursi kosong, di meja itu.

Yang ditanya hanya mengangguk, gemetaran takut dengan para anggota kepanitiaan ulang tahun kampus karena mereka semua adalah Anak Geng Motor. Dan dihadapan mereka adalah salah satu ketua nya.

“Ada yang satu kelas?” Tanya Senju, lagi. Gadis yang duduk di samping Senju mengangkat tangan nya, “Gue.”

Senju tersenyum, kemudian berdiri. “Kalau gitu ayo anter! Kazutora tolong ya, tadi Black Card nya udah gue kasih kan?” Teriak Senju kepada Kazutora yang masih sibuk memakan makanan nya.

“Yoi, nanti gue yang bayar makan kita.” Jawab nya, tak perduli ditinggalkan teman-teman nya yang ingin melihat Senju dan Mikey. Ia hanya ingin menjadi monitor base kampus.


“Sebelum kelas biasa nya dia kumpul disini sama temen-temen nya.” Gadis itu membawa Senju dan yang lain ke loker FH.

“Yaudah, thanks ya. Nanti DM aja ke Twitter gue kirim no.rek lo, gue kirim bayaran.” Ucap Senju, sambil menendang pintu loker tersebut.

Orang-orang yang ada di dalam terkejut dengan tendangan Senju, “Untung ga rusak.” Ucap Senju, Santai.

Baru satu langkah kaki nya masuk, ia sudah menemukan gadis yang sebulan lalu ia tendang.

Berlari dengan santai, sambil memasang senyum. Senju memegang tangan gadis itu.

Yippie! Akhirnya kita ketemu lagi!” Dalam pengucapan nya, suara nya yang memang tipe High Voice, di buat-buat menjadi imut.

Gadis itu hanya menatap nanar Senju, sesekali melirik Anggota Kepanitiaan.

“Senju, sempit. Bisa cepet?” Suara berat Mikey memasuki telinga Senju, Senju memutar bola mata nya malas.

Ia berjalan maju hingga membuat gadis di hadapan nya, terpepet ke dinding.

Senju menaruh kaki nya di samping pinggang gadis itu, menatap datar sang lawan bicara.

“Jadi... Lo orang yang nyuruh anggota Tim Kerja buat Korupsi?” Ucap nya, langsung. Tanpa ada basa basi.

Sang lawan bicara hanya terdiam, takut dengan aura yang dikeluarkan oleh Senju.

Senju menendang pintu loker tempat Kaki nya berteger, menghalangi agar gadis itu tak kemana-mana.

“Orang nanya tuh dijawab!”

“Kenapa lo bisa mikir itu gue sih!” Jawab nya, dengan sedikit berteriak.

“Jelas. Jelas gue mikir itu lo, Pertama lo ngatain Panitia Ulang tahun kampus korupsi, padahal lo gapunya bukti sama sekali. Kedua, Lo ngatain Gue Korupsi padahal uang gue ke campur sama uang Buat Ulang Tahun kampus. Ketiga, Lo ngatain gue di Base kampus, berani nya pakai fake account lagi. Gue emang gapunya bukti lo pelaku nya, tapi dari tingkah lo yang di awal. Lo pengen ngancurin Reputasi anak-anak Kepanitiaan, terutama Manto sama Tenjiku. Right?” Yang lain di buat bungkam oleh perkataan gadis bermarga Akashi tersebut, begitu juga dengan sang lawan bicara.

“Bener, 'kan?!” Lagi-lagi Senju menendang pintu loker.

“FUCK OFF! IYA EMANG KENAPA?! LO CANTIK, LO TERKENAL, LO DISUKAI BANYAK ORANG. BAHKAN LEADER MANTO SAMA LEADER TENJIKU PUN SELALU BELAIN LO! GUE IRI, GUE PENGEN ADA DI POSISI LO.” Baru saja ia selesai dengan kalimat nya, Terdengar bunyi tamparan.

Ya, benar. Senju menampar wajah gadis itu.

“Kalau itu yang lo pengen, Jangan kayak gini. Lo goblok ya?! Ini ulang tahun kampus! Bukan ulang tahun anak-anak umur 10 tahun yang seenak jidat bisa lo hancurin acara nya! GA GITU. LO UDAH KULIAH, KALAU LO LUPA. HARUS NYA LO BISA BERSIKAP DEWASA, KALAU LO PENGEN DI LIRIK, YA PUNYA ATTITUDE YANG BAIK. BUKAN JADU BAJINGAN.” Sekali lagi, Senju menampar wajah gadis itu.

“Senju udah.” Mikey menarik Senju untuk menjauh dari gadis itu, “Kalau lo udah paham sama kata-kata Senju tadi, Lo kembaliin yang panitia kampus yang lo ambil. Atau gue laporin ke Pihak Kampus, kalau Salah satu Mahasiswi nya, Korupsi.”

Ucapan Mikey mendapat anggukan samar dari kepala gadis itu, “Gue tunggu sampai Minggu depan. Kalau enggak ada uang masuk di ATM Senju, gue bakal beneran laporin lo dengan 2 tuduhan sekaligus, Pertama pembullyan, Kedua korupsi.”

Merasa puas, Mikey menarik Senju keluar dari Loker. Di luar, Senju melepas paksa tangan nya yang di genggam Mikey.

“Gue Belum Selesai!” Senju hendak berbalik masuk ke dalam loker, tapi tangan nya di pegang oleh Mikey kemudian ditarik, membuat nya masuk kedalam pelukan Mikey.

“Gue bilang udah. Dia juga udah dikasih ancaman.” Ucap nya, dengan nada yang membuat Senju sedikit terhanyut.

“Fuck,”

“Uhuk uhuk, Sepasang mantan tengah berpelukan.” Izana menghilangkan keheningan diantara Senju dan Mikey yang tengah berpelukan.

Senju otomatis melepas pelukan nya, Mikey dengan santai hanya menoyor kepala Izana.

“Sopan dikit sama Abang ye anjing!” Balas Izana, juga menoyor kepala Mikey.

“Key, Lo ngapain makan bakso sampai 10 mangkok tadi?” Tanya Mitsuya, yang berdiri di antara Izana dan Ucok.

“Menguras uang Senju.”

“Anjing lo.”


Mikey menekan foto yang diberikan oleh Senju, ia sudah menyiapkan hati nya. Ia yakin sebagian garis besar surat itu, adalah tentang perasaan sang gadis kepada nya.

Baru satu kalimat ia selesaikan, senyum mengambang.

Dua kalimat, senyuman nya semakin mengambang. Tampak senang dengan surat yang dibuat oleh sang mantan.

Ketiga kalimat, sampai di pada kalimat Senju menulis kan ; “Dan gue harap waktu bisa gue putar lagi, gue bisa kembali sama lo.”

Senyum Mikey meluntur, mereka berdua putus dengan alasan yang tidak jelas saat kelas 2 SMA. kemudian kembali bertemu saat kuliah, dan kembali bertegur sapa meski tak seakrab dulu.

Lalu kedua nya di pertemukan lagi di kepanitiaan ini, membuat kedua nya membuka luka lama yang sudah terkubur.

Perasaan mereka memang tetap sama, namun hati mereka sudah milik orang lain.

Mikey kembali melanjutkannya, membaca surat yang diberikan oleh sang mantan satu-satu nya.

Ia kembali tersenyum, setelah membaca kata terakhir dari surat itu.

“Gue juga sayang lo, Nju.”


Senju sedang menidurkan tubuh nya diatas tempat tidur nya, wajah masam nya menatap malas kearah ponsel pinter nya.

Kalian pasti tahu apa cerita nya.

Ia mengusap wajah nya, frustasi. Ancaman terakhir yang benar-benar ia berikan, untuk meminta pihak kampus mengeluarkan gadis tersebut bisa ia lakukan secara nyata.

Masih terduduk dengan keadaan menggunakan Tang top dan celana pendek diatas paha. Suara motor yang dahulu sering terdengar di depan rumah nya terdengar lagi sekarang.

Senju buru-buru bangkit untuk melihat dari jendela, dan benar saja dugaan nya. Itu adalah Sano Manjirou, Sang mantan kekasih.

“Senju! ada Mikey nih, jemput!” Terdengar teriakan dari sang ibu, Senju buru-buru memakai celana panjang, kemudiam memakai jaket kulit, tak berpikir untuk berganti baju.

Kemudian ia sedikit memoleskan make-up diwajah nya, rambut nya ia biarkan di Cepol asal-asalan.

Setelah merasa selesai, ia dengan cepat memasukkan semua barang nya termasuk dompet dan ponsel nya kedalam tas, dan berlari turun dari lantai 2.

“Tumben cepet?” Ucapan Mikey membuat Senju memutar bola mata malas, “Gara-gara elo. Kata nya nanti malem, tapi sekarang masih jam 16.28 anjing?” Senju menarik baju tangan Mikey membawa nya keluar.

“Ma Aku berangkat!” Teriak Senju, setelah menyelesaikan kalimat nya untuk Mikey tadi.

Mereka sekarang berdiri di depan Motor milik Mikey, Senju menatap nya. Meminta penjelasan, kenapa Mikey datang jam segini.

“Kita keliling dulu, sekalian nyari tempat rapat.” Jawab Mikey, langsung. Karena ia tahu apa yang dipikirkan gadis didepan nya.

Senju mengangguk-angguk, “Yaudah ayo.”


Senju memainkan ponsel nya dijalan, wajah nya sedikit memerah karena membaca pesan-pesan yang ada di grup nya.

“Sialan.” desis Senju.

Ia menekan tombol kembali, keluar dari aplikasi KakaoTalk kemudian mengambil foto nya yang sedang di bonceng oleh Sang mantan kemudian membuat postingan di Twitter nya.

“NJU KALAU DI JALAN JANGAN MAIN HP!” teriak Mikey, memperingati.

“IYA TAU GUE, INI TADI MEREKA NANYA LO ADA DIMANA. GUE BILANG AJA SAMA GUE LAGI NYARI TEMPAT RAPAT.” balas Senju, teriak.

“OH YAUDAH, JANGAN MAIN HP LAGI.”

“IYA!”


Sudah 2 jam mereka mengelilingi kota, akhirnya Senju meminta Mikey untuk segera mencari tempat Rapat agar yang lain tidak menunggu terlalu lama. Karena sekarang sudah pukul 20.37

Mereka berhenti disalah satu kedai kopi, “Disini aja gimana?” Tanya Mikey.

Senju mengangguk, ia pecinta kopi jelas ia setuju.

“Yaudah, lo sharelock aja ke mereka. Kita masuk dulu nyari tempat duduk berjejer kosong.” Senju hanya mengangguk, ia mengikuti apa yang dikata kan oleh Mikey.

Mitsuya melempar sendok yang entah milik siapa kearah Mikey yang sedang goleran di tubuh Draken, memberi isyarat agar segera memulai semua yang ia bicarakan tadi di Twitter.

“Apasih anjing Suy?!” Mikey bangkit menaruh ponsel pintar nya, “Yang di Twitter anjing.” Mikey hanya ber-oh ria.

Kemudian berjalan kearah Mic milik nya, mengetuk-ngetuk pelan.

“Tes, Tu wa ga pat.” Semua yang tengah sibuk goleran juga tiba-tiba bangkit, memperhatikan Mikey yang ada di depan mereka.

“Tumben banget pake Mic, Key.” Komen Baji, “Kuping lo belum di korek, gue pastiin lo gaakan denger satu pun. Jadi biar Lo denger, gue pake Mic.” Jawab Mikey, menggunakan Mic.

“Gue ga setuli itu elah anjing.”

“Bodoamat, kok ngatur?”

“Dah dah, dari pada gelut mending di mulai aja. Udah makin malam ini, begal berkeliaran.” Ucap Mitsuya, menenangkan perdebatan Baji dan Mikey.

“Lu begal mulu dari kemaren perasaan Suy, pernah kena begal?” Tanya Kazutora, Mitsuya menggeleng. “Kaga sih, menghindari hal buruk aja cuk.” Jawab nya.

“Oke gue mulai ya.” Semua yang ada di studio itu tiba-tiba terdiam, hening, tak ada suara.

“Jadi barusan, ketua BEM bilang kita bakal ngadain Festival buat ulang tahun kampus, Festival nya di Adain satu Minggu, terus hari penutupan Manto sama Tenjiku bakal disuruh performa. Kita punya porsi masing-masing, Manto 20 menit, Tenjiku 20 Menit. Jadi selama 20 menit kita bisa bawain lagu sekitar ¾? atau 2 aja deh misal nya mau ngebacot dulu. Gue juga dikasih tahu, anggota band kita yang udah pasti bakal jadi Panitia buat acara nya.”

“Lah anjing, terus kita gimana?” Komentar Baji. “Diem dulu lo kembaran Mbak M, gue belum selesai.” Jawab Mikey.

“Ini sebenarnya khusus kita sama Tenjiku yang kepilih sebagai Panitia sesuka hati aja mau Nerima apa enggak, kalau mau Nerima yaudah, kalau enggak ya lo selama seminggu cuman kelilingi Festival yang di sediain kampus doang.” Selesai dengan kalimat nya, Inupi mengangkat tangan nya.

“Yang kepilih jadi Panitia siapa aja, Key?” Tanya nya, Mikey mengangguk. “Di Tenjiku member nya ada 6 kan, nah yang kepilih jadi Panitia setau gue Ran, Izana, Sama Kakuchou. itu buat yang dari Tenjiku, buat yang di Manto lumayan banyak. Karena Member kita banyak, dan rata-rata dua posisi, bener 'kan?” Semua mengangguk menyetujui perkataan Mikey.

“Buat Manto yang kepilih ada, Gue, Mitsuya, Kazutora, Chifuyu, Takemichi, sama Inupi. Buat Kenchin sama Baji, Lo berdua jadi babu gue sama yang lain aja.”

“Buset gaadil bener jancok.” Teriak Baji, demo. “Ya bantu kawan Band lu lah dongo.”

“Ini kita bukan Panitia inti kan?” Tanya Mitsuya, Mikey menggeleng. “Sayang nya, iya. Gacuman dari Manto sama Tenjiku doang kok. Juha, Kak Akane, Emma, Hina, Nju, sama ada beberapa anak lain yang disebutin tapi gue ga kenal sama sekali.”

Semua mengangguk, “Jadi yang gue sebutin mau jadi panitia atau enggak? kalau enggak gapapa, kita bagian nge band aja di akhir.”

“Gue agak capek jadi mahasiswa kupu-kupu, boleh lah sesekali.” Jawab Kazutora, mendapat anggukan dari semua nya.

“Jadi pada setuju nih kan ya? kalau iya, nanti gue masukin di grup nya di KakaoTalk, oh iya. Jangan lupa kita masih punya 3Month lagi buat acara nya, jadi selama itu belum mulai. Kita masih bisa latihan nge-band, meski member nya mungkin ada yang kurang. But, jangan patah semangat, all.” Mikey mematikan Mic nya, berjalan kearah yang lain nya.

“Buset Bijak amat key,” Komen Baji saat Mikey kembali duduk ditempat nya semula.

“Emang nya gue elo?”

“Bajingan.”

contains warning ; – Angst – Boy Loves , gay , homo – From Prompt ; Break-up ㅡ day 2 – Slight YuutaRika – Tentang Feminisasi – Aged up – Peringatan lain akan di tambah _– Seiring berjalan nya cerita.


Menjalin hubungan sebenarnya tidak bisa di buat bercanda, bahkan main-main. Menjalin hubungan bukan untuk main-main.

Karena menjalin hubungan itu, melibatkan rasa, perasaan. Jika semua itu dimainkan, bagaimana jadinya insan yang perasaan nya di permainkan?

Tentu saja sakit, sakit sekali.

Begitu juga dengan hubungan tidak sehat Yuuta dan Toge, Yuuta terlalu mempermainkan semua nya.

Mempermainkan perasaan Toge yang benar-benar serius terhadap nya, menganggap enteng bahwa perasaan itu sangat tidak penting.

Dan tidak menganggap Toge itu ada.

Toge sudah berulang kali disuruh oleh Maki untuk keluar dari Zona menyakitkan ini, Tapi selalu menolak. Dan mengatakan bahwa Yuuta sebenarnya tidak seperti itu.

Kesal? sangat. Maki sangat kesal, Ia tak bisa melihat sahabat nya di sakiti begini. Apalagi sahabat nya mati-matian menahan semua nya sendirian.

Yuuta tak pernah mengerti perasaan Toge, ia selalu menganggap perasaan Toge terlalu serius untuk nya.

Dan dengan bodoh nya Toge malah menganggap Yuuta hanya bercanda menganggap perasaan nya seperti itu, terkekeh geli.

Maki muak, Maki ingin Toge mengakhiri semua nya.

Ingin mengakhiri hubungan mereka berdua, dan membiarkan Toge menerima seseorang yang benar-benar mencintai nya apa ada nya.

Bukan hanya main-main seperti ini.

Sampai akhirnya, Maki benar-benar tak tahan. Ia mengambil Ponsel pintar Toge, dan memberi Yuuta pesan bahwa mereka ingin bertemu. Penting.

Begitu kata nya.

Dan disinilah sekarang, Maki dihadapan Yuuta menatap lelaki itu tajam.

“Putusin Toge.” kata nya, sambil menatap netra milik Yuuta. Yuuta mengerutkan alis nya pelan, “Maksud lo?”

“Putusin Toge, gue gamau lo terus-terusan nyakitin dia. I hate u.” Jawab Maki, secara gamblang.

“Pffftㅡ Lo siapa nyuruh-nyuruh gue mutusin Toge?” Yuuta terkekeh geli, menatap Maki dengan tatapan mengejek.

“Fuck, putusin Toge cepet? Lo sadar ga sih? lo udah nyakitin dia? udah buat dia terluka dengan Candaan Lo yang sangat amat berlebihan itu? Toge dengan tabah nanggapin kata-kata Lo itu cuman dengan ketawa? Lo bajingan.” Maki menampar pipi milik Yuuta.

Yuuta memegang pipi nya yang habis terkena tamparan milik Maki, ia menatap Maki dengan tatapan benci.

“Kalau gue gamau, kenapa?”

“Gue bunuh lo.” Jawab Maki.

Lagi dan lagi Yuuta tertawa dengan ucapan Maki, “Bunuh aja gue kalau lo bisa?”

“I can.”

Yuuta memasang Smirk nya yang khas, seperti mengejek gadis dihadapan nya.

“Gue kasih tahu satu hal buat Lo,” Yuuta berjalan mundur satu langkah, dari arah Maki. Maki mengerutkan keningnya nya, menatap lelaki dihadapan nya dengan tatapan bingung.

“Gue gasuka Toge, gue bukan Gay, Gue suka cewe,” Ucap nya, Maki langsung terbelalak tak percaya.

“Gue homophobic.” Lanjut nya, Maki terdiam tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Emosi Maki semakin memuncak, “TERUS LO KENAPA PACARIN TOGE, ANJING?” teriak nya, Maki hendak melayangkan bogem mentah kearah Yuuta, namun Yuuta berhasil menghindar.

“Kenapa ya? gue dulu mikir nya dia cewe sih, ternyata cowo. Sayang banget, padahal dia cantik.” Yuuta memegang tangan Maki, mengunci pergerakan nya.

“Harus nya Toge itu jadi cewe, tahu?” Yuuta melepas pegangan nya kepada Maki, berjalan menjauh dari Maki yang terdiam di tempat.

“Jangan urus hubungan gue sama Toge lagi.” Yuuta melambai pelan kearah Maki.

Maki menatap Datar Punggung Yuuta yang mulai menjauh, mengepalkan tangan nya.

“Sialan.”


“Ge mau kemana?” Tanya Maki, Toge sedang tergesa-gesa berjalan kearah parkiran kampus.

“Yuuta nungguin di parkiran, Mak.” Jawab Toge, dengan nafas terengah-engah.

Setelah mendengar nama Yuuta, Telinga Maki langsung terangkat. Ia mengikuti Toge dibelakang.

Jauh di depan sana, Toge melihat ada Yuuta berdiri di motor nya, disamping nya ada seorang gadis dengan Surai Hitam pekat.

Tak mau berpikiran negatif, ia membuang semua pikiran busuk nya.

Sudah sampai berada di hadapan Yuuta, Sang pemanggil langsung mengalihkan atensinya yang tadi fokus kepada gadis disamping nya, kini berpindah kepada Toge.

“Oh! Ini yang nama nya Toge ya? Cantik banget, kamu cewek?” Ucap seorang gadis yang ada disamping Yuuta, Toge menggeleng pelan.

“Ah sayang banget, kamu cowo ya?” Ia memasang wajah yang pura-pura sedih, hanya sandiwara.

“Yuuta! Kata nya kamu Homophobic?! kenapa kamu pacaran sama cowo?!” Gadis itu mulai menggelayut di tangan Yuuta, memasang wajah yang pura-pura di imutkan.

Yuuta memegang pipi gadis itu, “Dengerin aku dulu, Rika. Aku enggak tahu kalau dia cowok.” Jawaban Yuuta membuat Toge terdiam.

“Tapi kok kamu lanjutin hubungan mu sama dia sih?” Rika mengerucutkan bibir nya, Yuuta hanya terkekeh pelan. “Ini sekarang aku mau mutusin dia, sekarang kan aku udah punya kamu.” Jawab Yuuta.

“Brengsek.” Maki meringis pelan, Toge hanya terdiam menatap dua orang yang ada di hadapan nya.

“Jadi Yuuta mau putus?” Suara Toge memasuki pendengaran Semua yang ada disana, Yuuta memasang smirk nya, Mengangguk.

“Mau?” Tanya Yuuta, gamblang.

“Yaa,” Jawab Toge bergetar, tangan nya gemetaran menggenggam bagian bawah baju nya.

“Oke, Dadah ge~”

Fin.


Harus nya kita mencari tahu sesuatu yang tidak kita ketahui, termasuk seseorang yang ingin kita gapai. Disini bukan kesalahan Toge, ini adalah kesalahan Yuuta. Ia sudah tahu dari awal dia adalah seorang homophobic, tapi tetap memaksa dirinya untuk menjalin hubungan dengan Toge. Dan inilah hasil nya, Salah satu Insan merasa tersakiti.

Semua nya kini tengah sibuk memakan-makanan yang dibeli oleh Mitsuya tadi, tidak lupa dengan acara sesi coba mencoba milik orang lain.

Padahal makanan mereka sama semua kecuali Chifuyu dan Takemichi.

“EH PUY MINTA AYPREK DONG.” teriak Kazutora, Chifuyu menjauhkan kotak ayam geprek nya. “Kakak gatahan pedes, ini lvl 10 nanti ambeien.” Jawab nya.

Kazutora memasang wajah masam, ia memang tidak tahan makanan yang terlalu pedas.

“Sabar, nih minum Janji Jiwa punya Baji.” Mitsuya mengambil Janji Jiwa milik Baji, memberikan nya kepada Kazutora.

“HEH ANJING.” teriak Baji, Mitsuya acuh tak acuh. Ia tetap memberikan nya kepada Kazutora.

“Anjing bekas liur Baji, huek.” Kazutora mengambil Janji Jiwa milik Baji, dan membalik sedotan nya.

“PUNYA LO ADA YA ANJINGGG.” Baji melempar sendok kearah Kazutora, “Ya siapa tau rasa nya beda.”

“Liur Hanma kali rasa nya beda.” Jawab Mikey gamblang, Kazutora melempar sendok yang dilempar Baji ke diri nya kepada Mikey.

“Jancok bau liur Baji.”

“STOP BAWA BAWA LIUR GUE BABI.”