saraga’s


Senju malam ini tak ikut serta dalam penutupan malam ini, ia di suruh untuk tetap diam di bawah. Menyaksikan Izana dan Mikey.

Para penonton bertanya-tanya, dimana Senju ; Mikey menjawab seperti ini.

“Cie nyariin Senju, suka ya? dia lagi di bawah. Cari aja, terus minta nomor nya sana.”

Senju yang mendengar itu terkekeh pelan, apa-apaan mantan nya itu. Malah mempromosikan diri nya.


Waktu sudah menunjukkan pukul 22.48 Bagian Barat, sebentar lagi akan mulai penampilan Band milik kakak nya ; Tenjiku.

Setelah Tenjiku, akan ada penampilan Manto sebagai penutupan acara kali ini.

Biasanya juga seperti itu.

Orang-orang diatas panggung tengah sibuk menyusun dan menata Drum, gitar dan sebagai nya.

Dan ini lah saat yang paling di tunggu-tunggu, meski belum waktu nya tapi semua anggota Tenjiku sudah berdiri diatas panggung dengan alat musik masing-masing.

“Yo? do you miss us?” Tanya Izana selaku Vocalist di Band ini.

Yang lain sempat berpikir ; saat mengandung Izana dan Mikey apakah ibu mereka suka bernyanyi sehingga memiliki anak dengan suara yang tidak main-main merdu nya.

Semua orang di bawah berteriak, “We Miss u! Tenjiku!”

Izana yang mendengar itu terkekeh pelan, “So hari ini kita bakal bawain 1 lagu aja. Karena kata nya Manto bakal ngelakuin hal lain, yang pokok nya bikin pada kaget.” Semua nya sedikit berteriak kecewa, tapi Izana tetap memasang senyum di wajah manis nya.

“Kita mulai aja ya?”


Tenjiku sudah selesai dengan acara nya di atas panggung, bergantian kini dengan Manto yang berada di atas panggung ; Meski hanya Mikey yang ada di sana dengan gitar akustik di tangan nya.

“Sorry y'll kalau Manto tampil nya bakal sedikit lebih lama, but gue lagi pengen nyanyiin satu lagu buat ex-girlfriend gue sebelum dia pergi. Ini lagu nya harus nya buat dia pas udah pergi sih, tapi mumpung dia masih disini gue nyanyiin sekarang aja.” Semua fangirl Mikey terkejut bukan main, tapi di sisi lain juga merasa senang.

Senju yang tadi tengah sibuk bermain ponsel nya dan menghisap minuman nya, kini tersedak mendengar perkataan Mikey.

“Berulah apalagi itu anak.” Emma menopang dagu nya, menatap Mikey yang duduk di kursi atas panggung sambil memegang gitar.

“Jiakh, sebelum ex-girlfriend nya pergi kata nya.” Akane menyenggol Senju yang tengah sibuk memukul-mukul dada nya ; karena tersedak minuman tadi.

Senju menatap sinis Akane yang duduk di sebelah nya, “Lu diem atau Yuzuha gue tikung.” Ancam nya.

Akane hanya menanggapi dengan terkekeh pelan, “Iya iya.”

“Gue mulai aja kali ya? biar ga makin lama.” Mikey mulai memetik gitar akustik nya.

You gone and i gotta stay high all the time to keep you on my mind ooh ooh high all the time~


Mereka semua sudah berkumpul di dalam mobil Emma, ingin berjalan menuju dimana Senju berada.

“Seriusan itu depan komplek rumah lu?” Tanya Chifuyu lagi, meyakinkan.

“IYA SUMPAH DAH,” teriak Akane yang ada di kursi belakang.

“Awas aja kalau boong, gue pites kepala lo.” Sahut Emma, sambil menginjak gas mobil nya.

Mulai berjalan kearah perumahan Inui siblings.

“Asli, kita ga supportif banget. Bisa-bisa ngebiarin temen tiap malam sendiri, sedangkan kita asik-asik.” Ucapan Yuzuha, membuat semua nya tertegun.

Ucapan nya memang benar, mereka semua tahu bahwa Senju belum bisa melupakan sang ketua kepanitiaan (re; Mikey). Dan mereka tahu bahwa baru saja Senju berkata bahwa ia akan melupakan semua nya, dan mereka sama sekali tidak mendukungnya.

Malah sibuk dengan dunia masing-masing, melupakan seseorang yang butuh dukungan kuat untuk melupakan sesuatu.

“Eh! itu Senju bukan sih?” Ucapan Hina, membuat semua nya menoleh kearah yang di tunjuk gadis itu.

“LAH IYA! ITU SENJU, NEPI EM NEPI!” perintah Akane, dengan heboh. “Iya sabar anjir. gue juga tau,” Emma menepi kan mobil nya di sebrang kanan.

Mereka semua turun, dan menyebrang ke arah kiri sambil berteriak memanggil nama Senju.

“Senju!”

“SENJU SINTING!”

“Kiw cewek,”

Senju yang tengah sibuk menghisap rokok sambil memainkan ponsel nya, mengangkat kepala nya.

Mata nya membulat sempurna kala melihat teman-teman sejawat nya ada di hadapannya sambil berteriak-teriak seperti orang kesetanan.

“Ya Tuhan Senju!”

“Lo atheis,”

“BISA DIEM GAK.”

Senju hanya menatap bingung semua nya, “Kenapa?” tanya nya.

“Lo tau ga sih anjing! kita semua khawatir, dan lo seenak jidat hilang dari wilayah kampus. Dan nyasar ke area perumahan Inui.” Emma memarahi Senju, ia mengambil rokok yang ada di tangan Senju ; menginjak nya.

“Ini juga, stop ngerokok! lo sayang nyawa lo ga sih?! lo pikir gue gatau? sekarang tiap menit atau tiap jam gue ngeliat lo ngerokok secara diem-diem. Gue aduin kak Omi Lo!” Senju hanya diam mendengarkan Omelan Emma, tak mampu menjawab satu kalimat pun atas perkataan anak bungsu Sano tersebut.

Emma dengan tiba-tiba memeluk Senju, gadis yang di peluk terbelalak kaget.

“Gue gamau kehilangan childhood friend gue, lo dari dulu ngelindungin gue, bahkan pas kita pertama kali ketemu di Dojo lo cewek satu-satunya yang ngajak gue bicara. Don't leave me, Senju.” Senju membalas pelukan Emma sambil mengelus rambut blonde milik gadis itu.

“i won't leave you, i promise.” Sahut Senju, dengan berbisik.

Emma melepaskan pelukan mereka, “Nah sekarang ayo balik ke kampus. Kita bikin kenang-kenangan bareng, ya?” Senju hanya tersenyum singkat lalu mengangguk.

“Oke lessgoo!”


Senju mengerutkan alis nya, kembali berhenti berjalan di tengah-tengah kerumunan.

‘Jadi tadi dia liat gue?’ Batin nya.

Senju mengangkat bahu nya, kemudian kembali berjalan menuju dimana sang kakak berada.

Tak mau memikirkan lebih jauh masalah Mikey yang melihat nya barusan, atau menganggap nya kesepian karena hanya ialah yang sendiri.

Senju melihat Sanzu yang sedang duduk bersama Rindou, Ran dan Mitsuya. Ia segera berjalan kesana.

Senju memukul meja tersebut, Rokok masih ada di tangan kanan nya.

“Akhirnya.”

“Lo lama banget.”

“Gue cuman 10 menit?”

“Ya lama.”

“Diem deh?”

“Senju mendingan cari pacar, kasian sendirian celingukan.” Rindou menopang dagu nya, menatap sang calon adik ipar.

Senju menggeleng, “Engga dulu. Mau jadi Asexsual.” Jawab nya.

“Halah, Asexsual asexsual.” Senju mencopot masker Sanzu dan membuang nya.

“Anjing lu.”

“Gue serius, tau? gue pengen jadi asexsual aja. gamau naruh perasaan ke siapa-siapa lagi, biarin aja Manjirou jadi yang pertama sama yang terakhir.” Senju membuang puntung rokok nya, dan menginjak puntung rokok yang di buang.

“Jangan gitu nju, lo harus punya pasangan. hidup lo bakalan kerasa hampa, tau.” Mitsuya angkat bicara, Senju menatap Mitsuya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

Kemudian ia membuang muka nya, “Huft. Takut aja. Gue takut di sakitin, Kak.” Senju menyembunyikan wajah nya dibalik tangan nya.

Mitsuya yang duduk disamping Senju, mempuk-puk pelan punggung gadis itu. “Gapapa. Coba lagi aja, lo berhak bahagia, Nju.” Senju mengangkat kepala nya.

Kemudian mengangguk pelan, “i'll try.”


Senju berjalan masuk ke dalam area bazar sambil menghisap sebatang rokok.

Ia mencari dimana keberadaan sang kakak kedua, celingukan seperti orang bodoh. Akhir nya ia memilih untuk menelpon sang kakak.

“Dimana?”

“Lo dimana?”

“Kok balik nanya?”

“Jawab aja, siapa tau deket,”

“Gue lagi di Deket stan bakso nih,”

“Di deket Mereka Chifuyu?”

“Iya, tapi ga keliatan kok gue. Soal nya gue pake topi hoodie.”

“Lo lurus aja dari sana, nanti nemu meja ada gue, Rindou, Kak Ran sama Suya.”

“Oke.”

Senju mematikan telepon nya, berjalan pelan meski sesekali di tabrak orang yang berlalu lalang di sana.


Sedangkan dari sisi lain, Chifuyu memperhatikan Senju yang berdiam diri sambil menghisap rokok dengan ponsel di telinga nya.

Ia menatap Senju lama, merasa bahwa gadis itu seperti orang bodoh. Berjalan sendirian menyusuri area bazar.

Rasa ingin nya mendatangi Senju memuncak, kemudian ingin mengajak nya duduk bersama mereka disini. Tapi, ia tak lupa bahwa Senju dan Ken tidak bisa disatukan.

“Puy? lo ngapa ngelamun?” Mikey yang duduk di sebelah Chifuyu menepuk pundak nya pelan.

“Oh.. Bisa cek hp bentar ga?”


Setelah selesai acara pembukaan dari Rektor, Izana, Senju dan Mikey kembali berdiri ke tengah panggung.

“Ya jadi, itu sambutan dari Rektor. So selama satu Minggu ini, semoga kalian seneng ya! dan semoga gada bencana atau apapun itu saat acara ini berlangsung.” Semua mengangguk setuju dengan perkataan Izana, “Ya sekarang dari pada banyak bacot dan nanti kalau kelamaan kalian bosen. Mending kita langsung ke stan makanan aja ga sih?”

Senju mengangguk setuju paling antusias, dia ingin segera mencicipi makanan yang ada di bawah sana.

“Tawaran aneh.” Mikey menyahut, “Laper!” Senju menjawab pernyataan Mikey.

“Makan terus, nanti makin gembul pipi lo.” Mikey menusuk-nusuk pipi Senju menggunakan jari telunjuk nya.

“Eits, jangan sentuh-sentuh. Bukan muhrim.” Senju menggeplak tangan Mikey, sampai terdengar bunyi Plak.

“Hadeh..”


“Anjing, jam 7 lama banget dah.” Keluh Kazutora, yang duduk di pojokan tenda belakang panggung.

“10 menit lagi, lama pala bapak kau.” Jawab Yuzuha, menendang pantat Kazutora. “Sakit anjing!”

“Bodoamat.”

“Tim kerja masih siap-siap tuh, masih ngecek sound, mic. Sabar dikit.” Izana angkat bicara, ia dari tadi diam. Tak ikut membahas apapun, apalagi masalah Mikey dan Senju.

“Uwah lama~~~” Akane mengejek Kazutora, “Anjing lu Inui.”

“Gue?” Seishu menyahut.

“AKANE MAKSUD GUEEEE.”

“Oh.”

“Ssuut ah, Ribut banget.” Izana kembali angkat bicara.


Izana, Mikey, dan Senju sudah berdiri diatas panggung. Memegang mic, berdiri berjajar dengan Senju berada di tengah.

“Tes. Halo! Selamat malam semua!” Senju memasang senyum manis, sambil menyapa orang-orang yang duduk dan berdiri di depan panggung.

“Kalian udah nungguin dari kapan sih, acara ini?” Tanya nya, padahal ia tak mendengar orang menjawab meski ada orang yang menjawab.

“Malam ini adalah acara pembukaannya, sebelum itu. Aku sama dua cowo di samping aku ini bakal nemenin kalian selama satu Minggu di acara ini. So, mohon dukungan nya!” ujar nya, lagi.

“Ya jadi, kayak yang sudah diberitahu Senju tadi. Kita bakal nemenin kalian selama satu Minggu disini, jadi jangan bosen liat muka gue sama mereka berdua ya. Gue takut, pada bosen. Kalau pada bosen gue undur diri sekarang aja, gimana?” Mikey angkat bicara, semua yang ada dibawah menggeleng. Apalagi para Fangirl Mikey, semua nya berteriak, Tidak!

“Waduh, banyak yang larang tuh Mik.” Sahut Izana, Mikey hanya terkekeh pelan. “Yaudah jangan bosen ya, saran gue lo semua bosen aja liat muka Senju, nanti dia yang undur diri.” Selesai dengan kalimat nya, Mikey mendapat pukulan dari mic yang dipegang Senju.

“Nanti di Backstage, gue semburin kopi ke muka lo. Mau ga?” tanya Senju, Mikey menggeleng. “Engga.”

“Seru banget baku hantam nya, sekalian aja Jambak-jambakan ga sih?” Izana memanas-manasi, “Ga. Mendingan kita adu tendangan aja ga sih?” Mikey memberi saran.

“Siapa takut?”

“Sini maju lu.”

“WEH ANJIR JANGAN BENERAN WOI!” Izana panik, padahal niat nya bercanda. Malah di seriusin.

“Apasih tolol banget mereka bertiga.” Yuzuha di bawah panggung berkomentar sambil memakan makanan yang tadi ia beli di stan makanan bersama Akane.

“Ini namanya melucu, sebelum memulai.” Jawab Akane.

“Malah aneh, kalau mereka tendang tendangan beneran kan yang ada panggung nya roboh. Secara Mikey no.1 Di Dojo, Senju no.2” Sahut Yuzuha, “Ya bahaya sih itu dua orang.”

“Yaudah dari pada lama-lama nanti Senju sama Mikey beneran adu tendangan diatas panggung, kita langsung ke sambutan Rektor aja.” Setelah selesai dengan kalimat nya, Izana menarik baju Mikey dan Senju. Untuk menjauh dari panggung.

“Ya jadi..”


Senju berdiri di hadapan Haruchiyo yang tengah memperbaiki nya, wajah nya di tekuk.

“Kan udah gue bilang, move on, Bego.” Omel Haruchiyo, sambil memperbaiki rambut sang adik.

“Ish, iya iya.” Jawab Senju, Malas.

“Move on, goblok.” Haruchiyo menampar pelan pipi adik nya, Senju hanya terdiam. Kemudian mengangguk.

“Iyaa Chiyooo.” Jawab Senju, dengan nada yang dimanja-manja kan. “Nih udah, sekarang sana kebelakang panggung.” Perintah Haruchiyo, Senju mengangguk.

“Chiyo, liat ya. Aku jadi pembawa acara.” teriak nya sambil melambaikan tangan kearah Haruchiyo, Sang kakak hanya terdiam menatap sang adik.

“Udah?” Rindou yang dari tadi berdiri dibelakang Haruchiyo dan Senju, angkat bicara. Haruchiyo menoleh kebelakang, mengangguk. “Udah, Kuy gas ke stan makanan!” Ucap nya dengan semangat, menarik sang pacar.


Di tengah perjalanan menuju backstage, ia tak sengaja menabrak Baji. “Anjing! Kalau jalan lo liat-liat dong!” Keluh Senju.

“Loh? Neng Senju ngapain disini?” Mendengar suara itu, Senju mengangkat kepala nya. Ia mendapati Baji...

Bersama Draken.

Senju menggeleng, “Tadi gue abis pulang. Baru aja mau ke Backstage. Gue duluan ya Ji, Ken.” Senju berlalu dari hadapan Baji dan Draken.

“Move on, goblok.” Suara Haruchiyo kembali terdengar di telinga Senju, ia menghela nafas berat.

“Sekali-kali nurutin Chiyo, gapapa kan ya?” Tersenyum, kemudian mengangguk. Ia kembali berlari.


Senju sudah sampai di Backstage, semua nya menatap khawatir.

“Senju, lo dari mana aja sih?” Emma mendatangi Senju, menggoyangkan bahu gadis itu pelan.

Senju menggeleng, “Ga tadi rambut gue rasa nya ga rapi. Jadi gue nyari Chiyo.” Jawab nya sambil tersenyum tipis.

Emma tiba-tiba memeluk Senju, “Benerkan?” Bisik nya.

Senju melepaskan pelukan Emma, kemudian mengangguk pelan. “Bener kok.”

Senju melirik kearah Mikey yang dari tadi hanya menunduk, ia berjalan menjauhi Emma, kemudian berdiri di hadapan Mikey.

“Manjirou, sorry. Gue rasa gue ga pantes ngomong gitu. So, I will forget all our memories. And we turn over a new leaf, as friends?” Ucap Senju, Mikey mengangkat kepala nya.

“Kenapa?”

“Hah?”

“Kenapa harus dilupain?”

“Yaaa, gue mau memulai hidup baru. Biar enggak ada bayang-bayang lo lagi dalam diri gue. Dan gue bisa mempertimbangkan, gimana kalau gue sama cowo baru? Oh iya, honestly gue sama Kak Wakasa cuman Fake Relationship.” Senju memasang senyum tak bersalah.

“Udah gue duga sih.”

“WIH SENJU JOMBLO NIH, SAMA GUE AJA???”

“Kajut gue aduin sama jamet Monas lo!”

“Ampun dah.”


Senju berlari dari parkiran kampus nya menuju fakultas teknik, suasana sudah tampak ramai. Senju yang menggunakan boots setinggi 4 cm, melepas boots nya. Dan berlari tanpa alas kaki menuju teman-teman nya.

Senju menggebrak pintu ruangan kelas tersebut, ia mendapati yang lain tengah sibuk bersiap-siap.

“Senju, akhirnya lo dateng juga!” Yuzuha menyapa nya, Senju hanya menghela nafas lega. Takut mereka semua sudah berpencar.

“Gue kira lo semua udah mencar.” Senju masuk kedalam ruangan itu, dan menutup nya. Melempar asal boots yang tadi ia lepas.

“Belom elah, nungguin elu. Sama itu Koko beli baju kaga balik-balik anjing.” Kazutora dipojokan menyahut, ia tengah sibuk memakan corndog.

“Mungkin langsung siap-siap disana, Jut.” Sahut Mitsuya yang sama dengan Kazutora, “Mungkin kali ya.”

“Lo tadi kenapa pulang?” Tanya Mikey, yang duduk di meja sambil menatap Senju yang sedang melepas hoodie hitam nya.

“Kan udah gue bilang, urusan keluarga.” Jawab Senju, melempar Hoodie nya keatas kursi kemudian menduduki kursi tersebut.

“Ya urusan keluarga nya tuh apa, bego.”

“Ya pokok nya adalah, lo gaperlu tau.”

“gue harus tahu.”

“Sorry, tapi lo siapa gue nih? mending lo urusin Ken aja sana, ngapain ngurusin masalah keluarga gue. Gue juga bisa ngurus sendiri.”

Mikey hanya terdiam mendengar kalimat yang di keluarkan Senju, begitu juga yang lain. Tak ingin ada yang ikut campur urusan kedua nya.

“Gue... Sahabat lo kan? guna nya gua sebagai sahabat kalau gue ga ada saat lo butuhin, apa?” Mikey kembali angkat bicara, rupa nya ia ingin melanjutkan perdebatan ini.

Senju berdiri, menatap datar Mikey. “Fuck off. Seenakn jidat lo bilang, kita sahabatan dan lo harus ada disaat gue butuh. Halah bullshit, selama 2 tahun setelah kita putus lo kemana? lo malah ngindarin gue, 'kan?” Mikey mengerutkan alis.

“Wait, gue belum selesai. terus nih ya, bisa-bisa nya lo lupain semua nya dalam kurun waktu 2 tahun. Sedang kan gue? halo, gue bahkan enggak bisa. Dan Enggak Akan Pernah Bisa.” mata yang kini menatap tajam itu, kemudian meredup. Mengambil hoodie nya, dan boots yang ia lempar asal tadi.

“Udah ya, gue gamau debat lagi. Gue mau ke stan makanan. Nanti kalau ada apa-apa private chat gue aja, atau rusuh aja di grup.” Senju keluar dari ruangan itu sambil menenteng hoodie dan boots nya.

Rambut nya yang tadi sudah di bantu Haruchiyo untuk menata, kini kembali berantakan, karena ia acak-acak.

Seperti nya ia harus mencari sang kakak kedua lagi, untuk membantu nya kembali merapihkan rambut nya.

“Anjing.”


Mikey datang ke kedai makanan bersama Haitani Bros, dan Sanzu. Ia mengambil tempat duduk di samping Mitsuya.

Memukul punggung lelaki itu sedikit pelan, sambil memasang cengiran khas nya.

“Lo kenapa?” Tanya Mitsuya, sambil mengelus-elus punggung nya.

Mikey hanya menggeleng, Mitsuya memasang ekspresi aneh. “Gajetot.”

“Key, Lo mau pesen apa?” Teriak Ken, yang berada di pojokan. “Ngikut yang lain aja, Kenchin!” Balas Mikey, teriak juga.


“Gimana murid-muridnya?” Tanya Mikey, memecahkan keheningan diantara mereka yang sedang sibuk makan.

“Ih anjing, lo tau ga sih? murid nya kan masih pada SD, mereka malah like a sekolah menengah atas.” Sahut Kazutora, yang duduk di meja sebelah.

Semua atensi tertuju pada Kazutora, “Kayak anak SMA gimana jut?” Tanya Mitsuya.

“Godain gue, bilang gue cantik lah. Terus gue bilang, Gue cowok, eh malah kaga percaya anying. Padahal suara gue berat kan tuh.” Jawab Kazutora sambil mengaduk-aduk makanan nya tak jelas, kesal.

“Tapi lo emang cantik sih.” sahut Draken, semua nya mengangguk setuju.

“Eh tapi masih untung anying, Lah gue dikatain Kunti.” Baji angkat bicara, setelah Kazutora menyelesaikan cerita nya.

“Lah, elo mah emang mirip Kunti Ji.” Semua yang ada disana tertawa karena perkataan Mikey, Baji menggumamkan hal tak jelas. Kesal, mungkin.

“Eh tapi aku juga loh, di panggil cantik sama murid-murid nya.” Inupi angkat bicara, setelah menyelesaikan makanan nya. “INUPI MAH EMANG CANTIK!” Teriak Sanzu di samping telinga Rindou.

Rindou menjauhkan wajah Sanzu dari telinga nya, “Ahahaha. Sanzu juga cantik kok, Kazutora juga.” Inupi memasang senyum tipis.

Sanzu tiba-tiba menggebrak Meja, menarik Kazutora kemudian menendang Koko yang duduk di sebelah Inupi.

Sanzu merangkul kedua nya, mencium pipi Inupi dsn Kazutora. “HUHU LO BERDUA DOANG DEH YANG PALING CANTIK.” ucap Sanzu.

Inupi hanya terkekeh pelan, sedangkan Kazutora tertawa geli. “Kalau berdua doang, gaadil. Kita bertiga doang emang yang paling cantik.” Ucap Inupi.

Sanzu dan Kazutora hanya mengangguk, masih dalam rangkulan.

Semua yang ada disana hanya terdiam, tak tahan dengan pesona ketiga lelaki cantik tersebut.

“Cahaya Ilahi ini mah nama nya.”


Suara bising laki-laki sedang berbicara memasuki pendengaran Senju dan yang lain nya, mereka tahu siapa yang datang.

Pintu ruangan dibuka lebar oleh sekumpulan laki-laki itu, “Weh gue kira lo pada boong!” Ucap Kazutora, mendekati para gadis.

“Gue mah kaga kayak elo, Kali!” Bales Akane, sambil menyodorkan segelas kopi es ke arah Kazutora.

Kazutora menyambut nya sambil memasang wajah masam, “Jahat amat lu kak.” Sahut nya.

“Bercanda, cantik.” Jawab Akane, dimanis-maniskan. “Najis anjing gue cowok.”

“Ah elah udah berantem lu berdua, Jut tuh sana ambil makanan.” Emma menunjuk sekumpulan laki-laki yang berada dipojokan ruangan memakan roti sambil bercanda.

“Woi anjing sisain gue!” Kazutora berlari sambil berteriak kearah sekumpulan laki-laki tersebut.

“Hadeh sinting.” Ucap Senju yang berduduk di dekat pintu masuk sambil mengisi baterai ponsel nya.

“Nju lo ngapain mojok disitu?” Tanya Chifuyu, Senju hanya menggeleng. “Gapapa, gue mau main hp. Kalian makan aja, kan Akane udah bilang tadi gue sama yang lain abis makan-makan berlima.” Jawab nya sambil menggigit sedotan minuman nya.

Selesai dengan kalimat nya, ponsel Senju tiba-tiba berbunyi, membuat semua atensi orang-orang disana berpaling kearah Senju.

“ANJING NADA DERING LU SADIS AMAT NJU!” teriak Kazutora sambil menunjuk Senju yang panik, “DIEM GA LU KAJUT.” Senju berlari keluar ruangan, mengangkat telponnya.

“HALO CHIYO NGOTAK DIKIT.” baru diangkat, Senju sudah berteriak.

“Apasih, Nju.” Bukan suara menyebalkan Haruchiyo yang terdengar, tapi suara sang kakak pertama. Akashi Takeomi.

“Kak Omi?”